Long Weekend = Liburan = Trip to West Java (II)
Liburan Long
Weekend Kedua
Seakan belum puas,
long weekend berikutnya, tepatnya 2 minggu berselang, aku dan
Junisatya ke Bandung. Kali ini berganti teman, lebih minimalis, cuma
6 orang. Liburan kali ini lebih matang. Tujuan utama adalah Ciwidey.
Kami memilih
berangkat malam Jumat sekitar pukul 23.30. Tapi sepertinya salah
berangkat jam segitu , karena Jakarta sedang macet-macetnya dan di
jalan tol pun kami diapit oleh truk-truk. Kami pun memilih berhenti
di rest area km 19 untuk istirahat, buang air, makan, sekaligus
menunggu jalanan agak kosong. Pukul 2 pagi, kami lanjut perjalanan.
Junisatya sudah ada
yang menggantikannya dalam mengawal kemudi. Syukurlah, jadinya dia
gak capek nyetir sendirian. Bisa gantian.
Lagi-lagi dengan
bermodal GPS di hape, kami mencari pintu keluar tol Cipularang yang
akses langsung ke Ciwidey. Karena jalanan tol termasuk rame sepanjang
dini hari itu, sampai di Ciwidey pun tepat pada jam sholat subuh.
Berhenti di sebuah pop bensin, kami sholat. Gak ada satu pun yang
berani mandi karena ternyata hawa di sana dingin. Tololnya gak ada
yang bawa jaket tebal.
Tak mau lama-lama
berdiam diri, perjalanan pun dilanjutkan sambil menikmati sunrise
di mobil di sepanjang jalan mendaki ke Kawah Putih. Suasana pagi di
sana begitu indah, asyik dipandang. Hamparan bukit dan kebun
strawberry membuat mata fresh. Apalagi udaranya yang dingin
tapi segar, dada terasa lapang.
Begitu sampai di
gerbang kawah putih, masih pukul 06.00. Kawah putih belum buka
(diam-diam tertawa). Tanpa aba-aba, kami membelokkan mobil masuk ke
gerbang eMTe Highland Resort. Niatnya cuma parkir mobil aja, tapi gak
taunya di dalam suasana gak kalah keren. Mumpung gak ada penjaga di
gerbang, kami kira bisa memarkir seenaknya di dalam. Ada danau,
pondokan, kolam air hangat, dan kebun strawberry. Apalagi terlihat
sayup-sayup cahaya matahari menembus pepohonan.
Begitu turun mobil,
ternyata dinginnya menusuk. Jemari kaki dan tangan membeku. Tapi puas
foto-foto di sana. Ada kebun strawberry yang bisa dipetik sepuasnya.
Lalu bisa merasakan kolam air panas, lumayan untuk menghangatkan kaki
yang kebas karena dingin. Bahkan para cowok langsung terjun untuk
berenang.
Kami benar-benar
menikmati suasana pagi di resort itu. Sarapan dan sempat istirahat
karena kurang tidur. Sekitar pukul 10, kami naik ontang-anting,
sejenis angkot yang mengangkut wisatawan ke Kawah Putih. Ya,
sampailah aku dan teman-teman di Kawah Putih. Masih terasa udara
dingin, tapi sebanding dengan matahari yang kian panas.
Air Kawah Putih
berwarna hijau tosca. Enak dipandang. Berfoto, sekadar penyegar mata,
menikmati wisata alam Ciwidey yang satu itu. Awan di atasnya begitu
biru jernih. Bukit yang mengelilinginya ditumbuhi lumut dan ranting
yang meranggas.
Puas di Kawah Putih,
kami turun kembali ke resort. Oke, saatnya melanjutkan trip
berikutnya. Niatnya ke Lembang, tapi ada hasrat ingin makan di
restoran Sunda. Pilihan tertuju pada Warung Sunda Bancakan, Bandung.
Perjalanan ke
Bandung cukup banyak memakan waktu karena macet. Mobil berplat B
berseliweran. Kami mencari restoran Bancakan yang katanya enak itu,
tak jauh dari Gedung Sate.
Begitu sampai di
sana, omaigat, antriannya panjang, mirip antrian nasi kalong. Tapi
menunya di sana bisa diambil sepuasnya, lalu ada jajanan tradisional
juga. Yang penting kenyang.
Dari Bancakan, kami
langsung nekad ke Lembang. Tampaknya macet dan kami pun sempat
mengurungkan niat untuk ke sana. Tapi nekad juga akhirnya. Tujuan
berikutnya adalah De'Ranch Lembang, wisata kuda ala cowboy. Perjalanan ke
Lembang termasuk cepat, karena yang macet cuma di Bandung kota. Jalan
Lembang lancar jaya.
Sesampai di
De'Ranch, sayangnya udah mau tutup. Namun, kami sempat foto-foto di
sana sambil berharap lain kali akan ke sana lebih pagi. Suasana arena
pacuan kudanya itu lho, hamparan hijau yang lapang. Asyik kali ya
kalau berkuda di sana.Catat untuk kesempatan liburan berikutnya.
Tujuan akhir adalah
Pabrik Tahu Susu Lembang. Sudah malam. Kami mengunjungi pabriknya dan
melihat langsung proses pembuatan tahu susu. Sehat, tanpa bahan
pengawet dan masih menggunakan tangan manusia alias manual. Alhasil,
oleh-oleh = tahu susu.
Di perjalanan
pulang, kami mampir untuk mencicipi Surabi Imoet Bandung. Tapi rame
dan penuh kafenya. Kami pindah ke kafe sebelah yang juga menyediakan
menu Surabi. Ini namanya baru kuliner. Setelah itu kami pun berburu
kue Kartika Sari khas Bandung. Selanjutnya bersiap pulang ke Jakarta
yang saat itu pukul 23.00. 24 jam sudah kami di Bandung.
Eits, lagi-lagi rest
area km 97 menjadi tempat istirahat. Tidur di mesjidnya sejenak.
Rebahkan badan. Biar sekalian subuh pulangnya, gak enak dilihat
tetangga kalau kami pulang dini hari.
Bandung, thanks for
the journey.
Kisah ini untuk Junisatya, Ola, Dayat, Ageng, dan Nufus.
Komentar
Posting Komentar