Air Terjun Madakaripura, Tirai Air di dalam Tabung Raksasa
Belum afdhol ke Bromo kalau belum mengunjungi spot wisata Air Terjun Madakaripura. Jadi sebelum menginjakkan kaki di Gunung Bromo, aku bersama rombongan menyempatkan diri bermain di Air Terjun Madakaripura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur (7/12/13).
Mari kuberitahu bagaimana perjalanannya. Ya, kami berangkat dengan elf dari Surabaya ke Malang, langsung menuju Probolinggo. Mobil cuma bisa mengantar sampai gerbang, selebihnya kami harus trekking melewati jalan setapak, melintasi sungai, menelusuri lembah. Sebelum trekking dimulai, barang yang perlu dibawa adalah jas hujan (kalau tidak mau basah-basahan). Ponsel lebih baik ditinggal saja karena kita akan kuyup. Untuk kamera, sangat disarankan menggunakan kamera waterproof atau kamera yang dibalut aquacase.
Yep, perjalanan dimulai. Lintasan pertama adalah turun ke sungai. Arusnya tidak deras, jadi semua aman. Setelah itu, kami tinggal menelusuri jalan setapak. Tak lama, kami pun menyeberangi sungai kedua (masih aliran sungai yang sama, tapi kami harus bolak-balik menyeberangi sungai sesuai track-nya). Jalan setapaknya berbelok-belok. Total ada 6 kali jalan menyeberangi arus sungai sampai akhirnya kami menemukan peradaban (sebut saja warung kecil dan beberapa orang yang jualan jas hujan 10 ribu perak). Itu artinya air terjun sudah dekat.
Suara air terjun sudah terdengar. Jalanan juga mulai licin. Sungai yang kami lintasi berkali-kali sebelumnya adalah aliran air dari air terjun ini. Ternyata Madakaripura itu air terjun yang berkelok. Kami disambut sebuah air terjun mirip tirai tinggi menjulang yang menjadi semacam 'welcome party' ala Madakaripura. Siapa pun yang lewat sana pasti basah karena dsiram oleh tirai air ini. Dingin. Namun, itu baru pembuka, belum yang utama.
Lalu kami berjalan di tengah aliran sungai menuju air terjun di ujung sana. Dimulai dari air terjun tirai, jalanan seperti lorong licin diapit tebing-tebing tinggi. Siap-siap terpeleset. Ujung lorong adalah sebuah teras yang harus dicapai dengan merayapi tebing batu tersebut. Mendekati undakan batu yang menanjak, angin dan titik-titik air makin deras memercik. Suara gelegar air terjun Madakaripura menggema. Itulah air terjun utama Madakaripura, teras dengan dasar datar dan kolam di pinggirannya. Ar terjun itu seperti jatuh ke dalam tabung karena posisinya diapit oleh dinding melengkung.
Ini dia pesona air terjun Madakaripura. Airnya menghujam deras ke dasar tabung dan mengalir ke bawah, memberi nyawa pada sungai-sungai di sepanjang lembah. Jika kita tepat berdiri di tengah tabung itu, kita bisa melihat ke atas, bibir tabung yang menjulang lurus dan tinggi tempat berliter-liter air mulai berjatuhan. Ada batu besar di seberang air terjun. Kalau berdiri di atas sana, akan lebih terlihat lagi dasar air terjun yang berbentuk bundar itu dan tirai-tirai air di sepanjang lorong yang telah ditempuh tadi. Penat terasa terbayar melihat keanggunan air terjun ini.
Genggong trip: Ageng, Kenny, Ipin, Yozi, Teh Yosi, Mba Nila, Mba Susi, Kiki
Photos: courtesy of Upin Ipin, Ageng Wuri, Mba Nila.
Mari kuberitahu bagaimana perjalanannya. Ya, kami berangkat dengan elf dari Surabaya ke Malang, langsung menuju Probolinggo. Mobil cuma bisa mengantar sampai gerbang, selebihnya kami harus trekking melewati jalan setapak, melintasi sungai, menelusuri lembah. Sebelum trekking dimulai, barang yang perlu dibawa adalah jas hujan (kalau tidak mau basah-basahan). Ponsel lebih baik ditinggal saja karena kita akan kuyup. Untuk kamera, sangat disarankan menggunakan kamera waterproof atau kamera yang dibalut aquacase.
Yep, perjalanan dimulai. Lintasan pertama adalah turun ke sungai. Arusnya tidak deras, jadi semua aman. Setelah itu, kami tinggal menelusuri jalan setapak. Tak lama, kami pun menyeberangi sungai kedua (masih aliran sungai yang sama, tapi kami harus bolak-balik menyeberangi sungai sesuai track-nya). Jalan setapaknya berbelok-belok. Total ada 6 kali jalan menyeberangi arus sungai sampai akhirnya kami menemukan peradaban (sebut saja warung kecil dan beberapa orang yang jualan jas hujan 10 ribu perak). Itu artinya air terjun sudah dekat.
Suara air terjun sudah terdengar. Jalanan juga mulai licin. Sungai yang kami lintasi berkali-kali sebelumnya adalah aliran air dari air terjun ini. Ternyata Madakaripura itu air terjun yang berkelok. Kami disambut sebuah air terjun mirip tirai tinggi menjulang yang menjadi semacam 'welcome party' ala Madakaripura. Siapa pun yang lewat sana pasti basah karena dsiram oleh tirai air ini. Dingin. Namun, itu baru pembuka, belum yang utama.
Lalu kami berjalan di tengah aliran sungai menuju air terjun di ujung sana. Dimulai dari air terjun tirai, jalanan seperti lorong licin diapit tebing-tebing tinggi. Siap-siap terpeleset. Ujung lorong adalah sebuah teras yang harus dicapai dengan merayapi tebing batu tersebut. Mendekati undakan batu yang menanjak, angin dan titik-titik air makin deras memercik. Suara gelegar air terjun Madakaripura menggema. Itulah air terjun utama Madakaripura, teras dengan dasar datar dan kolam di pinggirannya. Ar terjun itu seperti jatuh ke dalam tabung karena posisinya diapit oleh dinding melengkung.
Ini dia pesona air terjun Madakaripura. Airnya menghujam deras ke dasar tabung dan mengalir ke bawah, memberi nyawa pada sungai-sungai di sepanjang lembah. Jika kita tepat berdiri di tengah tabung itu, kita bisa melihat ke atas, bibir tabung yang menjulang lurus dan tinggi tempat berliter-liter air mulai berjatuhan. Ada batu besar di seberang air terjun. Kalau berdiri di atas sana, akan lebih terlihat lagi dasar air terjun yang berbentuk bundar itu dan tirai-tirai air di sepanjang lorong yang telah ditempuh tadi. Penat terasa terbayar melihat keanggunan air terjun ini.
Genggong trip: Ageng, Kenny, Ipin, Yozi, Teh Yosi, Mba Nila, Mba Susi, Kiki
Photos: courtesy of Upin Ipin, Ageng Wuri, Mba Nila.
someday I'll be thereeee... *mandangin foto sambil ngecess*
BalasHapusKalo ada kesempatan, gue juga mau balik ke sini lagi, pas lagi gak musim hujan.
BalasHapus