Pesona Teluk Tomini di Jari Sulawesi
Tak pernah kusangka, aku berdiri di sana, di sebuah teluk terbesar di Indonesia, Teluk Tomini di jari Sulawesi.
Tidak semua orang bisa dengan mudah mencapai tempat ini. Tidak gampang pula untuk ke sana. Perjalanan laut, darat, dan udara butuh waktu berjam-jam. Dan kesempatan itu datang padaku awal Januari lalu. Aku bisa melihat laut di belahan timur Indonesia tertata dengan langit. Pagi, siang, sore, dan malam.
Ke mana pun mata memandang, yang terlihat adalah perairan. Yang tampak hanya garis cakrawala, langit dengan gugusan awan kala siang dan taburan bintang saat malam datang. Jauh, jauh, lepas. Bukan samudera, melainkan hanya teluk. Aku jadi sangat kecil berada di sana.
Kepulauan Togean menjadi salah satu pesonanya. Kepulauan yang belum terjamah banyak orang tapi segudang keindahan berkilauan di sana. Pulau-pulau lain, Pulau Una-Una dengan gunungnya yang masih aktif dan konon keramat, Pulau Batulada, Pulau Talatakoh, Pulau Waleakodi, dan Pulau Waleabahi memperkaya Teluk Tomini dari berbagai sisi bidang kelautan. Jutaan jenis ikan, terumbu karang, kejernihan air menjadikan Teluk ini menjadi Taman Nasional di Indonesia.
Teluk Tomini bukannya tak berpenghuni. Ada suku yang masih tergolong primitif (dari sudut pandang kaum urban) yang menjaga alam lautnya. Suku Bajo yang dengan setia tinggal di beberapa titik pulau dan menghabiskan hari-hari mereka di atas sebuah sampan berkeliling laut Sulawesi. Patutlah kita berterima kasih pada mereka. Meski masih asing dengan tata kehidupan yang penuh norma, mereka punya caranya sendiri untuk hidup dan berinteraksi. Punya caranya sendiri pula untuk tahu banyak hal tentang laut. Punya cara sendiri juga untuk mengetanui keadaan alam lautnya.
Di kapal Tuna Tomini |
Kampung Bajo |
Photos were taken by my travel partner, Mas Masrur, Mas Sandi :)
Komentar
Posting Komentar