Takabonerate Trip : Berdansa dengan Sunset di Bungin
Kalau di Derawan ada yang namanya Pulau Gosong (baca: Gusung), di Taka Bonerate ada Pulau Bungin (baca: Bunging). Nah, sebagai anak pulau, belum lengkap rasanya bermain pasir di pulau yang timbul-tenggelam ini. Kala itu, pulau ini bentuknya memanjang. Gundukan pasir menimbun karang-karang yang terdampar dan menggunung di sini. Tapi bukan berarti pulau ini kotor, ya. Pasirnya super putih dan karang serta cangkang kerang di sini bisa dibawa pulang.
Kebetulan aku dan teman-teman berlabuh di pulau ini sore hari, menjelang sunset. Langit cerah dan Bungin tak terlalu panas. Kata orang kapal, sunset di sini luar biasa. Jadi, sambil menunggu langit meredup, kami bebas bermain pasir dan air. Bahkan, tak urung, kami menyelam-nyelam kecil. Hanya ada pasir halus yang membelai kaki kami di dasarnya.
Di tengah air laut yang tenang, kami mengeksplorasi gaya berenang dan upgrade kemampuan menyelam. Kami diajarkan cara bernapas di dalam air saat snorkeling oleh guide kami yang baik hati. Lalu khususnya aku belajar intensif menukik ke dasar laut dengan cara yang benar. Selama ini caraku salah dan selalu gagal menukik. Efeknya adalah tubuhku memutar sendiri dan bersalto di dalam air. Tentu saja aku kesal. Kalau bisa menukik, foto bersama karang-karang cantik akan lebih mudah. Percayalah, belajar berenang di laut jauh lebih mudah daripada berenang di kolam renang. Tekanan airnya berbeda dan daya tantangannya juga berbeda. Air laut akan merespons kepanikan lebih cepat daripada air tawar. Nggak perlu takut melepas life vest karena kadar keasinan laut di Indonesia bagian timur jauh lebih tinggi. Tubuh akan mengambang begitu saja. Percaya saja dengan tubuh sendiri. Tubuh tidak akan mengkhianati kita kok.
Setelah sesi intensif pelajaran berenang selesai, langit mulai memunculkan semburat ungu, lalu oranye. Seakan tak mau ketinggalan pertunjukan alam, kami bergegas naik ke bibir pantai dan berlari di atas pasir yang memanjang ke arah barat. Langit menggelap dengan cepat. Apa yang bisa dilakukan saat sunset? Dengan pakaian renang apa adanya ini, tak banyak yang kami harapkan dari foto manis. Kami memanfaatkan nuansa alam untuk memotret siluet, bagai berdansa dengan sunset.
Sedikit tips menikmati sunset di Bungin, Taka Bonerate, nih.
1. Pastikan keadaan perahu motor dalam kondisi baik karena kita akan berlayar pulang saat gelap. Enggak mau, kan, di tengah jalan ada masalah dan kita mengapung di perahu sampai pagi?!
2. Pastikan masih ada sisa camilan di perahu untuk mengisi perut. Sambil menikmati sunset, bisa duduk sambil cemal-cemil. Perut yang kosong setelah berenang di laut rentan masuk angin.
3. Jangan buang sampang sembarangan. Ada Bungin yang penuh limbah laut. Jangan kotori alam ya meskipun laut akan membersihkannya.
4. Bawa pakaian kering untuk ganti. Kalau siang, panas terik akan mengeringkan pakaian kita dalam sekejap. Kalau malam, jangan sampai pakaian basah membuat kita sakit. Perjalanan kembali ke Pulau Tinabo masih jauh dari Bungin. Harus jaga kesehatan karena kita jauh dari peradaban.
Pemandangan saat matahari terbenam. |
Penampakan Bungin jelang senja. |
Di tengah air laut yang tenang, kami mengeksplorasi gaya berenang dan upgrade kemampuan menyelam. Kami diajarkan cara bernapas di dalam air saat snorkeling oleh guide kami yang baik hati. Lalu khususnya aku belajar intensif menukik ke dasar laut dengan cara yang benar. Selama ini caraku salah dan selalu gagal menukik. Efeknya adalah tubuhku memutar sendiri dan bersalto di dalam air. Tentu saja aku kesal. Kalau bisa menukik, foto bersama karang-karang cantik akan lebih mudah. Percayalah, belajar berenang di laut jauh lebih mudah daripada berenang di kolam renang. Tekanan airnya berbeda dan daya tantangannya juga berbeda. Air laut akan merespons kepanikan lebih cepat daripada air tawar. Nggak perlu takut melepas life vest karena kadar keasinan laut di Indonesia bagian timur jauh lebih tinggi. Tubuh akan mengambang begitu saja. Percaya saja dengan tubuh sendiri. Tubuh tidak akan mengkhianati kita kok.
Setelah sesi intensif pelajaran berenang selesai, langit mulai memunculkan semburat ungu, lalu oranye. Seakan tak mau ketinggalan pertunjukan alam, kami bergegas naik ke bibir pantai dan berlari di atas pasir yang memanjang ke arah barat. Langit menggelap dengan cepat. Apa yang bisa dilakukan saat sunset? Dengan pakaian renang apa adanya ini, tak banyak yang kami harapkan dari foto manis. Kami memanfaatkan nuansa alam untuk memotret siluet, bagai berdansa dengan sunset.
Sedikit tips menikmati sunset di Bungin, Taka Bonerate, nih.
1. Pastikan keadaan perahu motor dalam kondisi baik karena kita akan berlayar pulang saat gelap. Enggak mau, kan, di tengah jalan ada masalah dan kita mengapung di perahu sampai pagi?!
2. Pastikan masih ada sisa camilan di perahu untuk mengisi perut. Sambil menikmati sunset, bisa duduk sambil cemal-cemil. Perut yang kosong setelah berenang di laut rentan masuk angin.
3. Jangan buang sampang sembarangan. Ada Bungin yang penuh limbah laut. Jangan kotori alam ya meskipun laut akan membersihkannya.
4. Bawa pakaian kering untuk ganti. Kalau siang, panas terik akan mengeringkan pakaian kita dalam sekejap. Kalau malam, jangan sampai pakaian basah membuat kita sakit. Perjalanan kembali ke Pulau Tinabo masih jauh dari Bungin. Harus jaga kesehatan karena kita jauh dari peradaban.
Sunset yang indah. Sayang untuk dilewatkan ya. Btw..foto-fotonya cakep.
BalasHapus