Pagi yang pas untuk pemandangan yang tepat. Pantai berbatu besar menjadi pesona utamanya. Bukan sembarang batu. Batu ini jenis batu granit yang berukuran raksasa. Ya, Pantai Tanjung Tinggi. Mestinya, pantai ini sudah tidak asing karena kita dibuai oleh keceriaan Ikal dan teman-temannya berlarian sore hari di pantai ini. Siapa Ikal? Silakan tonton lagi film
Laskar Pelangi.
Aku senang sekali akhirnya dapat mengunjungi langsung pantai ini. Keinginan itu bermula saat Laskar Pelangi mengudara dan jadi film Indonesia terlaris hingga kini. Penyuka pantai tentu tidak akan melewatkan Pantai Tanjung Tinggi dalam list-nya. Dan, ternyata memang aku tidak menyesal.
Pagi di Belitung berbeda dengan pagi di Jakarta. Karena aku dan Junisatya, my travel buddy, menginap di pusat kota Tanjung Pandan, kami harus terjaga lebih pagi agar bisa menikmati kesejukan pantai Tanjung Tinggi. Jaraknya sekitar 10 km dari Tanjung Pandan. Kami membutuhkan waktu hampir 1 jam untuk sampai di pantai itu.
Lokasinya tidak sulit ditemui. Jalanan beraspal masih sangat sepi pagi itu. Marka jalan mempermudah kami menemukan lokasi pantai. Jalanan menyempit, sementara ilalang melebar. Beberapa resort dan penginapan kecil kami lewati. Banyak pula cottage minimalis di sekitar sana. Pantai Tanjung Tinggi tak jauh lagi.
Seketika pagi itu, mataku tertumbuk pada batu yang menutupi pantai yang tenang. Ada pepohonan rindang saat kami memarkir kendaraan. Ada beberapa warung kecil yang menjaja camilan dan sarapan. Kami tinggal berjalan masuk lewat celah mana saja di antara jajaran batu-batu yang mengapit pasir. Inilah batu yang jadi landmark Pulau Belitung, sekaligus landmark yang diperkenalkan oleh film Laskar Pelangi.
Ada banyak celah gang senggol di antara batu-batu besar itu. Jangan ragu untuk melepas alas kaki biar bisa merasakan kelembutan pasir pantai. Ada banyak aktivitas yang dapat dilakukan di sekitar pantai Tanjung Tinggi. Bisa bermain petak umpet, berlarian, atau acting seolah kita berada di istana batu dengan pilar-pilar tinggi yang membentuk lorong panjang. Begitu kita melewati lorong itu, kita akan menemukan tepian air yang bersih dan tenang. Siapa yang menolak jika diajak berenang di sini, tepian seperti kolam kecil yang dilindungi bebatuan dengan dasar pasir, tanpa karang.
|
Pantai Tanjung Tinggi yang diidamkan orang |
|
Monumen Laskar Pelangi di Pantai Tanjung Tinggi |
|
Gang senggol |
|
Pilar-pilar batu hingga tepian laut. |
|
Kastil batu di Tanjung Tinggi. |
Berada di pantai berbatu besar ini serasa dipeluk angkasa. Kita kecil, sementara angkasa itu luas. Batu granit ini hanya sebagian kecil darinya. Ya, kita pun jadi sangat kecil.
Gugusan batu ini tersebar di beberapa lokasi di perairan Pulau Belitung, dengan berbagai rupa dan ukuran. Tentu kita pernah mendengar legenda bahwa batu-batu ini adalah batu sisa meteor jatuh. Ada pula yang mengatakan bahwa batu ini pendatang rezeki. Batu ini berasal dari angkasa. Kita jadi percaya, terlepas kisah legenda itu benar atau tidak, bahwa angkasa itu memang ada. Bumi itu tak seberapa. Kita tahu, bahwa batu-batu ini ada yang punya, yaitu Yang Maha Kuasa.
|
Batu untuk suatu pertapaan sunyi. |
|
Berlarian di antara batu beralaskan pasir pantai. |
|
Mencoba mencapai titik tertinggi dari Tanjung Tinggi |
Komentar
Posting Komentar