Saat itu, aku masih asing dengan Lampung Timur. Provinsi Lampung memang luas. Selama ini aku hanya tahu jalur Lintas Sumatera jika perjalanan darat dari Padang ke Jakarta. Itu juga dulu sekali, saat beberapa kali ikut rombongan tur kesenian dan kebudayaan orangtuaku dan
study tour dari sekolah.
Aku baru benar-benar mengenal Lampung itu sejak menikah, mertua sedang dinas di Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah, dan suami (Junisatya) punya beberapa keluarga di Bandar Lampung. Aku hanya menghabiskan waktu memutari Bandar Lampung dan selebihnya selalu menginap di rumah mertua (lebih tepat dibilang rumah dinas kejaksaan). Aku pernah trip ke Pahawang juga bersama teman-teman
travelers dan menginap di Pulau Kelagian. Pengetahuanku tentang Lampung hanya segelintir, salah satunya keripik pisang cokelat yang memang oleh-oleh khas dari sana. Seorang teman asal Lampung pernah membawakannya untukku saat masih kuliah dulu. Nah, siapa sangka, kali ini aku diajak keliling Kabupaten Lampung Timur dan dijamu langsung oleh Bupatinya, Ibu Chusnunia.
Ya, saat
Festival Panen Padi diadakan, aku langsung menuju Lampung. Ini juga pengalaman pertama nih naik pesawat dari Jakarta ke Lampung. Biasanya lewat jalur darat dan menyeberang Merak-Bakauheni. Naik pesawat pun sebenarnya tak berasa, hanya 30-50 menit berada di udara. Karena penerbangan pagi dan aku harus berangkat subuh dari rumah, begitu duduk manis di kabin pesawat, aku langsung memutuskan tidur. Eh, baru saja terlelap, pesawat sudah mendarat. Ah, tanggung sekali, penerbangan tersingkat yang pernah kualami.
Bandara Radin Inten II yang berlokasi di Lampung Selatan menyambutku yang masih terkantuk-kantuk. Tak apa, Lampung Timur masih jauh dari sana. Dengan mobil jemputan, aku duduk dengan posisi akan tidur, tapi ternyata Lampung punya cara sendiri dalam hal penyambutan. Jalanan berliku dan berlubang membuatku joget disko di dalam mobil. Tidur yang tertunda, kupikir.
|
Kumpul blogger di rumah dinas. |
|
Nyeruit bareng. Bupati nggak bisa hadir. (Photo by Yopie) |
Usai bersuka ria dengan Festival Panen Padi Lampung Timur 2017 yang meriah, aku dan teman-teman blogger
Indonesia Corners dari berbagai daerah diantar ke Rumah Dinas Bupati Lampung Timur. Aku merasa tersanjung dengan jamuan ini. Sebegitu
welcome orang Lampung Timur kepada kami.
Sore hari, kami sampai di sebuah kawasan hunian yang sunyi dengan halaman rumah yang cukup luas. Sampailah kami di Rumah Dinas yang dimaksud. Dengan mengambil aksen rumah panggung dengan ornamen khas rumah adat Lampung, rumah dinas ini terasa homey. Ada patung gajah kecil di kiri-kanan teras. Tentu saja, wilayah Lampung Timur kan terkenal dengan Pusat Konservasi Gajah di hutan Waykambas. Pantas saja, patung gajah ada di mana-mana di kawasan ini.
Ibu Chusnunia yang jadi Bupati Lampung Timur yang cantik itu tidak tinggal di rumah ini. Rumah Dinas biasanya ditujukan untuk menjamu tamu kehormatan Ibu Bupati Lampung Timur. Wah, kami seistimewa itu. Para asisten rumah dinas sudah menyambut kami dengan hangat. Kopi hitam khas Lampung disuguhi beserta pot-pot camilan dan buah-buahan yang super banyak. Makan malam pun khusus dimasak oleh mereka dengan menu khas pula. Baik sekali, ya.
|
Bagian lobi utama rumah dinas. |
|
Menyerupai motif yang banyak di kain tapis khas Lampung. |
|
Halaman depan rumah dinas disambut oleh patung gajah yang ikonik. |
|
Halaman belakang rumah dinas. |
|
Spot favorit di rumah dinas. |
Ada dua kamar besar tersedia untuk kami. Ada ruang tamu panjang tempat kami menghabiskan malam bersenda gurau. Ada gazebo kecil di halaman belakang yang tenang dan damai. Ada ruang makan lebar yang selalu tahu kebutuhan perut kami. Ada seruit enak dan nikmat sebagai makanan khas Lampung. Wah, kami serasa di vila sendiri.
Jangan ditanya bagaimana suasana pagi hari di sini? Ada jalan sepi di depan rumah yang bisa dijadikan
jogging track. Sebenarnya kawasan Rumah Dinas ini merupakan pusat perkantoran pemda setempat. Ada lapangan olahraga juga tak jauh dari sana. Tapi, pagi-pagi di sini tak seperti pagi di Jakarta yang sudah ramai sejak pukul 5 subuh. Aku serasa menginap di rumah nenek yang segar, tentram, dan adem. Kalau Lampung Timur ada acara lagi, aku mau lho datang dan menginap di sini. Bupati Lampung Timur sungguh
welcome. Terima kasih, Bu Chusnunia, sudah mau menampung kami menginap semalam di rumah dinas.
|
Tim Id Corners yang dijamu oleh Bupati Lampung Timur dan Gubernur Lampung. |
Jamuan seru, apalagi makan malamnya nyeruit ya :)
BalasHapusDitunggu kedatangannya kembali kakak...
Aku takkan bosan ke Lampung. Seruitnya enak dan rasanya unik. Suka sekali.
HapusAhh nungguin mamah gak pulang pulang , sibuk dines
BalasHapusKarena mamah ga pulang-pulang, jadinya kita tinggal ke Waykambas deh. :D
Hapus