Melangkah di bilangan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat rasanya tenang sekali. Musim kemarau membuat beberapa pohon meranggas dan ranting-rantingnya kering. Namun tidak menyembunyikan keelokan suasana kota kecil yang ramah dan tanpa macet ini. Di setiap sudut jalan dan persimpangan terdapat masjid. Jika waktu salat tiba, azan bersahut-sahutan menjamahi seluruh kota.
Aku hanya punya waktu satu hari mengarungi Kota Mataram. Aku tidak akan sempat mengunjungi gili, pantai, dan perbukitan dalam satu waktu. Butuh lebih dari seminggu untuk mengarungi semua pesona wisata halal di pulau 1000 masjid ini. Jadi, kuputuskan untuk wisata kuliner saja karena memang keberadaanku di Lombok untuk menghadiri sebuah acara. Eksplor Kota Mataram sama menariknya dengan
hopping island di gili sekitaran Lombok, kok, apalagi label wisata halal sudah menjadi ikon Lombok sejak mendapat penghargaan dunia di Abu Dhabi, Dubai 2 tahun terakhir. Ini membuatku tidak perlu khawatir dengan
hospitality dan kenyamanan selama
traveling karena kawasannya sangat
muslim friendly.
Meski cuma dapat menghabiskan satu hari di Mataram, banyak tempat rekomendasi yang cocok untuk wisata halal dalam kota. Seorang teman yang merupakan orang asli Lombok dengan senang hati mengajakku mencoba cita rasa makanan khas Lombok.
1. Sate Rembiga Ibu Sinnasih
Salah satunya sate rembiga Ibu Sinnasih. Kata Pak Sopir yang mengantar kami, sate rembiga adalah sate daging sapi yang tidak ada di wilayah lain. Sate rembiga paling enak di Lombok itu adalah Sate Rembiga Ibu Sinnasih di kawasan Rembiga. FYI, nama-nama makanan di Lombok diambil dari nama tempat jenis makanan itu diciptakan atau dibuat. Sate rembiga di Rembiga dan ayam taliwang di Taliwang. Begitu rupanya dan sederhananya penamaan makanan khas Lombok selama ini.
|
Sate rembiga Ibu Sinnasih memang rasanya top. |
|
Beberok terong namanya. Sambal peneman makan sate rembiga. |
Sate rembiga paling enak dimakan dengan beberok terong, sambal sayuran terong mentah yang dipotong dadu. Bumbu sate rembiga sendiri dibiarkan meresap saat pembakaran. Jadi rasanya campuran, gurih, manis, dan pedas. Untuk sate Ibu Sinnasih ini, rasa satenya dominan pedas. Tapi enak. Sungguh. Aku dibungkuskan belasan tusuk sate untuk dibawa pulang ke Jakarta karena sate rembiga awet selama 2 hari.
2. Ayam Taliwang Irama 3
Karena aku ingin sekali mencoba ayam taliwang asli di daerah asalnya, Pak Sopir yang merangkap tour guide-ku hari itu mengajak mencicipi ayam taliwang Irama 3 di Kampung Taliwang. Katanya Ayam Taliwang Irama termasuk warung makan ayam taliwang yang pertama berdiri. Berarti sejarah penyebaran ayam taliwang itu berasal dari sini.
|
Kalau ke Mataram, nyari ayam taliwang, yang enak ya di sini. |
|
Ayam taliwang. |
|
Sup bebalung ini enak. |
Selain mencoba menu ayam taliwang pedas manisnya, aku juga mencoba sup bebalung, semacam sup iga sapi yang rasanya segar sekali. Setiap memesan menu ayam taliwang, pasti ada tambahan sambal yang berbentuk cair untuk menambah cita rasa pedasnya. Padahal aslinya ayam taliwang itu memang sudah pedas dan aku tidak sanggup membubuhi sambal lagi.
3. Lesehan Green Asri
Aku ke sini pada sore hari menjelang magrib. Niatnya cuma duduk menikmati pemandangan cantik warung makan ini sambil memesan es kelapa muda madu. Ada pondokan dan pendopo terpisah serta ruang pertemuan yang disediakan Lesehan Green Asri. Lokasinya sangat nyaman dan asri. Green Asri juga membangun resort kecil di bagian belakang resto dengan konsep natural. Makan siang di sini akan ditemani angsa-angsa putih yang sedang bermain di petak sawah kecil di tengah-tengah resto.
Perutku kembali lapar. Aku akhirnya memesan menu paket makanan andalan Green Asri. Aku mencoba ikan bakar dengan plecing kangkung. Kata temanku, plecing adalah jenis sayuran khas lombok dengan kangkung yang sudah direbus, tetap ada bubuhan sambal di atas kangkungnya. Tidak lupa ada tambahan kacang goreng pedas dan sedikit toge, serta parutan kelapa yang sudah disangrai. Ini baru cita rasa yang benar-benar Lombok. Pedas nagih.
|
Lesehan Green Asri Lombok. Harganya terjangkau kok. |
|
Ini baru makan besar. |
|
Plecing kangkung, lalapan khas Lombok. |
Hampir semua makanan yang aku coba di Mataram ini rasanya sama, pedas cabe rawit. Kalau orang bilang, "Namanya juga Lombok." Tentang cita rasa pedasnya, memang benar makanan khas Lombok itu pedas. Namun, jika merujuk pada namanya, Lombok bukan berarti pulau cabe. Pak Sopir yang mengantarku berkeliling kota bercerita bahwa ada kesalahan pemaknaan istilah 'Lombok' seperti anggapan orang-orang. Lombok memang berarti 'cabe' dalam bahasa Melayu, tapi komoditas utama pertanian Lombok justru bukan cabe melainkan beras, meski karakteristik makanan di Lombok memang gurih cenderung pedas.
Aku mengangguk-angguk mengerti. Entah kenapa, Lombok memang berjodoh dengan yang pedas-pedas sehingga memaknai Lombok seperti itu tak pernah salah. Termasuk label wisata halal yang tersemat pada pulau yang kaya pesona alam dan budayanya ini saat ini. Rasanya sangat pas dengan Lombok jika melihat sejarah dan pola hidup masyarakatnya.
Lah sate sambelnya kek gitu baru pertamakali liat mbak. Pleceing kangkungnya emang juara, kangkunya lebih renyah
BalasHapusIya, ini khusus di Lombok aja. Gak akan kita temuin di daerah lain karena ekslusif.
Hapusendeuusss.. tapi gue takut diare num.. banyak makan pedes
BalasHapusOrang macam lo kayanya gak mempan diare. udah kebal karena banyak nyobain makanan :D
HapusJAWARAAAAAAKKKK!!!! Aku pun kemarin seharian nikmati beberapa kuliner Mataram - Lombok ampe ke Lombok Utara. Aaahhh jadi Kangen Rembiga. Btw kalo aku gak sanggup abisin ayam taliwang sendirian. Porsinya besar!. Hahahahah
BalasHapusMasa sih porsi ayam taliwangnya besar? Buat aku pas di perut kok. Hahahaha. Aku pengen coba makanan lainnya deh kalau ke Lombok lagi.
HapusBaca ini meskipun udah jam 11.30 malem tetep bikin ngilerrr.. Ya Allah satenya, ayam taliwangnya, bikin ngeceess. Aku juga suka banget pelecing kangkung..
BalasHapusMantep Mbak..
Ayam taliwang asli sana emang juara sih. Beda banget sama ayam taliwang yang kutemui di Jakarta.
HapusSesuai namanya, Lombok, gak ada makanan yang gak pedes di sana. Tapi the most fave is ayam taliwang!
BalasHapusTooos... kita sama Mba.
HapusOnde Mandeep lamak niaan ko masakan Lombok. Seuai dengan namma pulaunya padeh sadonyo. Hahaha. Suka banget sama Ayam Taliwang, beberok terong, plecing Kangkung, sate Rembiga sedap. Yg mesti dicoba urap Rumput laut. Sedap banget
BalasHapusUrap rumput laut? Oke, aku masukin list.
HapusAir liurku langsung menitik membayangkan menikmati sate rembiga dengan sambal beberok. Perpaduan rasa yang sempurna khas banget Lombok
BalasHapusEnak ya Uni. Benar ternyata, di Jakarta gak ada sate rembiga. Jadi kalau rindu, kita harus ke sana langsung. Rindu memang berat ya. (berat di ongkos)
HapusYa ampun pagi2 liat postingan makanan..Liat sambelnya yg menggiurkan langsung tergoda satenya.
BalasHapussatenya rembiga enak Kak
HapusNyesek baca postingan ini, tahun kemarin ahrusnya main ke Lombok tapi gagal ahahhahaha. Tetep berdoa, semoga tahun ini dikabulkan main ke sana, biar bisa kulineran ahahhahah
BalasHapusAamiin Kak
HapusFYI, kuliner non halal di Lombok jg enak-enak.
BalasHapusDari semua yg disebut di atas, aku cuma pernah coba ayam taliwang dan sate rembiga. Favoritku jatuh ke sate rembiga :)
Enak ya sate rembiga. Beda sama sate-sate yang lain.:)
HapusWaktu di Lombok, belom puas nyobain kuliner disana. Gua kudu balik ke Lombok lagi ini. Haruus !!
BalasHapusSini aku temenin ke Lombok lagi. :)
Hapus