To-Do-List sebelum Traveling Tengah Tahun Ini
Tahun ini aktivitas traveling-ku memang tidak sebanyak tahun lalu. Jadi jeda antara perjalanan satu dengan perjalanan berikutnya memberikan cukup waktu bagiku untuk menjaga kesehatan. Aku sudah punya beberapa agenda perjalanan tengah tahun ini. Persiapan khusus nggak ada. Namun, ada beberapa hal penting yang harus aku siapkan sebelum berangkat. Kenapa? Karena aku akan melakukan dua perjalanan dalam kondisi cuaca yang berbeda.
Ketika tulisan ini tayang, aku sedang mengajukan visa ke salah satu negara di Eropa (agak deg-degan). Perjalanannya direncanakan bulan depan, tepat pada hari pertama Ramadhan. Itu artinya aku akan menghabiskan beberapa hari pada akhir musim semi di sana dalam keadaan berpuasa. Seperti tahun lalu, aku sempat merasakan puasa 18 jam di Georgia dan pengalamannya luar biasa berkesan. Kali ini, doakan visaku diterima, ya, biar aku bisa sharing lebih banyak lagi tentang perjalananku di negara yang berbeda nanti.
Jarang sekali aku menulis tentang trip spoiler seperti ini karena bisa saja batal seketika. Tapi aku sekadar mau cerita mengenai trip plan-ku tengah tahun ini dan persiapan apa saja yang sedang kulakukan. Bulan lalu, aku baru kembali dari Padang Lawas, kawasan Tapanuli Selatan, Sumatera Utara yang kutempuh dengan jalur darat 7 jam dari Pekanbaru, Riau. Ada satu misi khusus terkait pendidikan yang kulakukan di sana. Ketika itu, Padang Lawas sedang musim hujan. Lalu bulan depan, jika visa diterima, aku akan berangkat ke Bulgaria untuk misi pertukaran kebudayaan. Bulan Mei di Bulgaria adalah bulan penutup musim semi. Siang bisa sangat panas, malam bisa begitu dingin. Itu akan jadi tantanganku dalam berpuasa, di samping harus aktif membawa nama baik Indonesia di festival internasional. Kemudian, setelah lebaran, aku sudah merencanakan liburan ke Sumbawa bersama teman-teman jalan terbaikku, yang kamu tentu tahu, Sumbawa akan sangat terik pada bulan Agustus. Ya, kita harus siap dalam berbagai kondisi cuaca ke mana kita berjalan. Jeda dua bulan untuk setiap perjalanan itu harus kuisi dengan recovery, khususnya kesehatan badan dan kulit.
Traveling ke berbagai daerah kuterima sebagai sebuah tantangan. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, tapi kita bisa mempersiapkan diri lebih baik untuk menghindari hal-hal yang tidak mengenakkan, khususnya kesehatan. Ya, let me talk about health. Aku udah buat to-do-list sebelum traveling tengah tahun ini. To-do-list ini bukan dalam bentuk benda seperti pakaian dan printilan, tetapi to-do-list investasi kesehatan.
1. Memperbaiki Pola Makan
Traveling memang seru. Tapi banyak di antara kita yang lupa makan dan minum yang cukup. Banyak juga yang nggak sadar bahwa perut yang kenyang adalah sumber kebahagiaan dan sumber energi untuk bisa terus berjalan. Penyakit saat traveling itu apalagi buatku yang sering backpacker, tentu nggak jauh-jauh dari masuk angin, asam lambung naik, meriang, bahkan demam. Semacam penyakit receh, ya. Paling parah tifus dan malaria. Namun, sumbernya cuma satu, yaitu pencernaan. Aku selalu terngiang ucapan ibuku, "Pencernaan itu sumber segala-galanya. Makan itu wajib. Kalau nggak makan, gimana kita bisa mikir, bisa gerak, bisa sehat." Karena itu juga, sih, aku jadi doyan makan. *alasanMakin ke sini, aku semakin sadar, tubuh butuh suplemen. Sebelum ini aku langganan habbatussauda dan virgin coconut oil. Nah, sekarang aku lagi nyoba suplemen makanan yang berbeda. Namanya FIB (bukan Fakultas Ilmu Pengetahun Budaya, ya. Sama sekali bukan). Aku dikasih pencerahan saat datang ke sebuah talkshow kesehatan bahwa pencernaan kita itu membutuhkan prebiotik dan probiotik yang seimbang. Aku nggak begitu paham dengan istilah-istilah kedokteran tingkat tinggi semacam ini. Yang jelas, tubuh itu butuh nutrisi sayur dan buah untuk menjaga kesehatan lambung dan usus. Makanan kita setiap hari tidak selalu cukup memenuhi nutrisi itu, karena itu tubuh butuh suplemen. Produk minuman serbuk FIB memberikan pilihan yang tepat untuk menjaga lambung dan usus kita dari peradangan dan penyumbatan. Aku udah coba minum FIB seminggu terakhir. Dalam satu kemasan FIB, terkandung 19 jenis sayuran dan buah-buahan yang kaya probiotik, inulin, dan psyllium husk. Minuman ini nantinya akan mengontrol nafsu makan kita dan menghindari obesitas, serta melancarkan pencernaan dan mencegah kanker usus.
Aku mulai rutin minum FIB setiap pagi. Cukup diseduh dengan air dingin dan diaduk agak lama sampai mengental. Kalau belum mengental, berarti harus diaduk lagi. Aromanya memang mangga-lemon banget. Begitu diminum, rasanya manis seperti jus mangga dicampur lemon. Enak, kok. Bagiku yang pemakan segala dan punya selera Minang garis keras dengan makanan berminyak dan bersantan, tentu minuman ini sangat membantu nutrisi tubuh. Aktivitas traveling yang padat juga sedikit bikin pola hidup berubah. FIB (bisa cek Instagram-nya di sini) jadi pilihan tepat untuk saat ini. Apalagi nanti mau puasa di negeri orang pula. FIB kali ini masuk to-do-list minuman kaya serat dan manfaat biar tubuh segar menjelang puasa di Bulgaria. Pasti pencernaan bakal kaget dengan perubahan cuaca dan jenis makanan. Semoga aku tetap sehat.
2. Renang 2x seminggu
Aku punya agenda khusus untuk mengikuti kelas renang, olahraga yang sudah 1,5 tahun ini rutin kulakukan di sela waktu kosong. Nggak heran kalau ada agenda staycation di salah satu hotel yang punya kolam renang, aku pasti menyempatkan diri untuk berenang meski cuma 30 menit. Sisanya, renang jadi agenda rutinku di sport centre Hotel Bumi Wiyata, yang memang dekat dari rumah dan harganya murah. Setidaknya selama renang, aku dapat menggerakkan seluruh badan hingga 500 meter dalam 1x latihan. Lumayanlah, ya.Berenang ketika sempat. |
Aku mulai rutin renang sejak seorang teman bilang kalau renang itu punya teknik khusus. Meski banyak orang yang bisa berenang, belum tentu tekniknya benar. Nah, aku pun berguru padanya untuk belajar teknik renang yang benar. Progress-nya menyenangkan. Aku jadi bisa mengatur napas, menggerakkan tubuh, dan meditasi di dalam air. Setidaknya, dengan melakukan teknik renang yang benar, kita jadi tidak sembarang bergerak di air, tetapi membantu melancarkan sirkulasi darah. Setiap orang punya olahraga favoritnya masing-masing. Aku memilih renang sebagai bagian dari rutinitas olahragaku karena aku suka bermain di air, apalagi di laut. Lumayan juga untuk persiapan main air lagi di Sumbawa. Oh, laut bersih di arah timur Indonesia, aku merindukannya.
3. Perawatan kulit
Sebagai manusia berkulit super kering, wajahku memang rentan terbakar. Kulit wajahku pernah mengelupas saat aku pulang dari Taka Bonerate, Sulawesi Selatan, 2015 lalu. Sejak itu pula aku mulai concern sama kesehatan kulit wajah, mulai perawatan dan rajin menggunakan sunscreen. Ternyata punya kulit kering itu lebih berbahaya dibanding orang yang kulitnya berminyak. Rangkaian perawatannya berbeda karena lebih rentan terkena radiasi dan pengeriputan.Mengingat hasrat traveling-ku semakin besar dan beberapa agenda traveling ada di depan mata, aku harus makin selektif dalam memilih produk perawatan kulit. Kapok bawa pulang kulit terbakar lagi. Waktu ke Padang Lawas bulan lalu, karena sibuk dengan aktivitas di sana, aku lupa menggunakan sunscreen. Kulitku jadi super kusam. Butuh waktu seminggu untuk mengembalikan kelembaban kulit. Pada saat itu pula, aku mengenal produk skincare dr. CARE (bisa cek Instagram-nya di sini) untuk kulit kering dan sensitif. Aku mau saja mencoba produk ini karena dapat rekomendasi langsung dari dokter yang tergabung di dr. Care Indonesia. Sebenarnya produk-produk di pasaran Indonesia itu lebih pro terhadap kulit berminyak dan berjerawat. Rata-rata kondisi kulit orang Indonesia memang berminyak. Jadi, bagi yang berkulit kering agak didiskriminasi, ya.
Produk dr. CARE menawarkan rangkaian produk basic dalam perawatan kulit, khususnya wajah: facial cleanser, facial toner, peeling gel, dan sun protector SPF 30. Kandungan utamanya adalah witch hazel untuk antioksidan, vitamin E, dan D-panthenol untuk nutrisi kulit. Cara kerja dr. CARE itu berfokus pada pengelupasan sel kulit mati biar kulit lebih segar dan cerah. Di antara rangkaian itu, yang jadi favoritku adalah peeling gel yang punya zat aktif melembabkan kulit. Peeling ini efektif mengangkat sel kulit mati yang tidak terangkat oleh facial cleanser. Wanginya enak dan bulir-bulir gel-nya berwarna merah muda. Aku menggunakan peeling ini dua hari sekali dan sejauh ini memberi efek dingin di wajah. Ada kandungan madu dan aloe vera juga ternyata. Karena aku langganan soothing gel aloe vera, jadi pas pakai peeling gel ini sesekali, rasanya perawatannya jadi lengkap.
Aku mau rajin menggunakan dr. CARE ini untuk nutrisi kulit mumpung sempat. Musim semi di Eropa sudah pasti akan mengikis kelembaban kulitku dan musim kemarau di Sumbawa makin melengkapi kesengsaraan kulit ini. Jadi aku harus investasi dari sekarang, nih.
Sun protector wajib banget dipakai setiap hari untuk menangkal sinar UV matahari. |
Sekian to-do-list sebelum traveling-ku pada tengah tahun ini. Bentuknya memang tidak terlihat sekarang. Tapi investasi itu penting. Perawatan diri luar dan dalam itu juga dibutuhkan. Makanan nggak sehat, agenda yang bikin jadwal tidur berantakan, kelelahan dalam perjalanan menjadi tantanganku. Makin ke sini, aku makin sadar, hidup itu butuh keseimbangan. Seperti tanaman, sehat itu perlu dipupuk. Biar traveling nggak terhambat karena sakit, kita perlu menyambut hari-hari penuh investasi kesehatan.
Wah persiapannya sudah matang ya Num. Semoga tak ada aral yang merintangi. Perjalanan ke Eropa dan Sumbawa berjalan dengan mulus
BalasHapusHehehe, kebetulan karena jadwal gak sepadat tahun lalu, jadi bisa nyiapin lebih matang aja. :D
HapusMasyaAllah, wonder woman sekali kakak ini!
BalasHapusDaripada yang ke luar negeri 'hanya' untuk traveling, saya pribadi lebih kagum dengan mereka yang ke luar negeri/kemanapun dalam rangka tugas belajar atau pertukaran pelajar (ya semacam itulah!). Nah pengalaman yang kaya begitu dong kak dibagi-bagi hehehe, supaya makin menginspirasi saya (dan teman yang lain tentunya hehe :D) agar menjadi perempuan yang lebih 'berisi' :)
Semangat jalan-jalannya, semoga semuaaanya lancar :)
Aamiin. Makasih Kak. Jika cerita-ceritaku menginspirasi, alhamdulillah. Jika belum, semoga aku bisa berbagi hal-hal positif dan inspiratif terus ya. :)
HapusWaaa lancar-lancar ya, mbak, persiapan travelingnya! :)
BalasHapusAamiin. Makasi Kak :))
Hapus