Kalau
traveling, barang apa aja yang wajib kamu bawa? Nah, kalau aktivitasnya nggak sekadar
traveling, tapi juga untuk urusan bisnis atau tuntutan pekerjaan sebagai
content creator dan
travel-blogger sepertiku,
list barang wajib bawa ke mana-mana itu memang agak banyak dan cenderung berat. Kalau packing, selain pakaian,
skincare, dan alat mandi, aku juga harus bawa hape, kamera, lensa tambahan, perangkat
charger termasuk power bank, tripod, dan laptop. Sebanyak itukah? Iya, sebanyak itu beban bawaan, tapi tenang, itu belum seberapa daripada beban hidup yang jauh lebih berat kok. :)
Sebenarnya sudah banyak yang mengomentari barang bawaanku yang super banyak ini, padahal ini sudah minimalis lho. "Ngapain laptopnya dibawa?" Duh, rasanya kalau aku meninggalkan laptop, separuh jiwa ini hilang. Sebergantung itu aku sama laptop. Aku harus benar-benar memilih barang bawaan karena
electronic items-ku harus punya space di dalam ransel atau koper. Tapi beberapa kali memang laptop kutinggal jika perjalanannya tidak memungkinkan bawa laptop.
|
Menjalani hidup jadi digital nomad dan travel-blogger, harus siap bawa laptop ke mana-mana. Ini aku saat berada di Pekanbaru. |
|
Saat trip ke Krakatau pun dan nge-camp di Pulau Sebesi, aku harus bawa laptop karena ada pekerjaan yang deadline saat itu. |
Contohnya, saat aku trip ke Sumbawa beberapa minggu lalu, dengan berat hati aku harus meninggalkan laptop di rumah. Mobilitas selama di Sumbawa dengan aku yang harus menenteng-nenteng tripod, matras, dan tenda sekaligus, selain barang-barang pribadi ya, aku menyerah untuk bawa laptop. Selain karena berat, kurang aman juga bawa laptop di antara barang-barang
outdoor activities yang memenuhi
carriel. Maklum, aku dan teman-teman nge-camp di beberapa lokasi demi merasakan syahdu alam Sumbawa. Jadi, memang tidak memungkinkan untuk bawa laptop. Tapi, akibatnya, di tengah perjalanan, aku harus menge-post beberapa konten. Aku harus mencari satu tempat yang
full sinyal dan bekerja dengan mengandalkan
smartphone yang tentu tidak seleluasa bikin konten di laptop. Ah, sayang sekali. Perkara laptop ditinggal, bikin konten jadi ala kadarnya.
Pengalaman lain soal bawa-bawa laptop pas
traveling juga pernah kualami saat berada di Kuala Lumpur International Airport. Ketika mau masuk imigrasi border di Kuala Lumpur International Airport, barang bawaanku diperiksa dan ditimbang. Aku memang naik maskapai yang mengharuskan kapasitas bagasi kabin tak lebih dari 7 kg. Kamu pasti tahu maskapainya. Nah, pada saat itu, koper dan tripod sudah kumasukkan ke bagasi pesawat saat
check in. Aku tinggal menenteng ransel dan 1
paperbag isi makanan. Ternyata saat ditimbang, ranselku lebih dari 10 kg. Lantas aku ditahan dulu dan disuruh ke konter check in untuk memasukkan ransel itu ke bagasi. Aku langsung mengomel pada petugas bandara. Ranselku itu isinya barang elektronik semua: laptop, kamera, power bank, seperangkat
charger, dan dompet. Namun, si petugas bandara tidak mau tahu, aku harus mengurangi bawaanku jika ingin tetap masuk
boarding room. Aku cuma bisa mendesah, begini susahnya kalau naik maskapai murah.
Aku berkeliling bandara mencari semacam
totebag murah. Lalu aku memilah-milah isi ransel yang bisa dimasukkan ke bagasi.
FYI, di ujung konter
check in ada timbangan. Jadi kita bisa menimbang sendiri barang bawaan di sana. Aku mengeluarkan seperangkat
charger, uang receh yang bikin berat, dan dompet. Yang penting paspor,
boarding pass, dan sejumlah uang sudah kukantungi.
Charger laptop, hape, dan kamera kubungkus dengan
scarf yang tadinya kukalungi di leher lalu kumasukkan ke dalam
totebag. Biar aman dan nggak terbentur di dalam bagasi. Jadi, sudah, ranselku lumayan enteng waktu itu, pas 7 kg.
|
Satu ransel harus cukup menampung laptop, kamera, dan perangkatnya. |
|
Ini dia penampakan laptop Acer Swift 5 warna blue. |
Begitulah pengalamanku jalan ke mana-mana membawa laptop dan
travel items lainnya. Ngomong-ngomong soal laptop, dulu aku ingin sekali punya laptop yang super ringan dan tipis. Tapi performanya bisa untuk edit foto/video dan sesekali untuk
gaming. Biasanya kan laptop untuk kebutuhan multimedia semacam itu berat dan
body-nya lebih tebal. Ya, seperti laptop yang selama ini kubawa-bawa. Tapi rasanya mustahil ya produk komplit itu ada dalam 1 laptop.
Nah, baru aja aku dapat kabar gembira dari
Acer. Akhirnya bawa laptop pas
traveling itu nggak jadi hal yang merepotkan lagi. Kenapa? Acer baru aja meluncurkan seri laptop Swift 5 yang beratnya cuma 970 gram alias kurang dari 1 kg. Wow, ringan banget. Saking ringannya, aku bisa mencapitnya dengan 2 jari lalu kutenteng ke mana-mana. Aku langsung
browsing banyak tentang produk terbaru dari Acer ini untuk meyakinkan diri. Apa saja kelebihannya?
Swift 5 ini lebih unggul dari Swift 3 yang juga memiliki performa multimedia yang cepat. Laptop Acer Swift 5 dirancang khusus untuk pengguna yang punya mobilitas tinggi, didesain dengan layar sentuh full HD IPS dengan bezel berukuran 5,87 mm. Super slim, bukan? Rasio layarnya 87,6 % untuk memaksimalkan pandangan. Laptop seri terbaru dari Acer ini menggunakan teknologi Acer Color Intelligence yang bisa menyesuaikan gamma dan saturasi warna secara
real-time sesuai kondisi sekitar. Selain itu, ada teknologi Acer BluelightShield yang memungkinkan penyesuaian dari emisi
blue-light pada layar sehingga mata tetap nyaman menatap layar berjam-jam. Oiya, laptop Swift 5 ini dilengkapi dengan backlit pada
keyboard dan sensor sidik jari untuk akses pengguna lebih aman.
Prosesornya sudah menggunakan Intel Core terbaru kok, didukung dengan Windows 10, dan performa antilelet. SSD-nya 1 TB dan memori LPDDR3 hingga 16 GB, makanya sistemnya cepat dan responsif. Kan, repot juga kalau lagi edit video, tiba-tiba laptop
hank, entah karena kelelahan atau kepanasan. Satu lagi yang bikin laptop ini makin keren di mataku, Acer Swift 5 sudah 'dirasuki' Intel Wireless-AC 9560 yang menawarkan kinerja gigabit nirkabel 2x2 802.11ac yang meningkatkan pengalaman
streaming dan
gaming. Baterainya awet hingga 12 jam. Wohooo, ini baru laptop serbaguna, bisa diajak kerja sama, dan nggak malu-maluin dibawa ke mana-mana.
Kalau udah punya Acer Swift 5, sih, aku udah nggak perlu galau lagi memilih bawa laptop atau tidak pas lagi
packing. Sudah pasti, laptop berukuran 14 inci ini akan kumasukkan duluan ke dalam ransel. Impianku punya laptop super ringan buat
traveling langsung terwujud.
By the way, soal harga memang sangat bersaing. Laptop ini dijual dengan harga 19.999.000. Ada harga, ada kualitas, bukan?! Oiya, varian warnanya untuk saat ini cuma ada 2,
gold dan
blue. Kalau aku, sudah pasti pilih yang gold, biar nggak monoton, punya laptop warna gelap terus.
|
Aku pernah bawa notebook yang cuma bisa buat ngetik aja. Biar enteng, tapi nggak bisa buat edit multimedia. Hiks. |
laptop apple yg enteng :p
BalasHapuspernah juga travelling selama du aminggu ke laur negeri, dah dah kebiasaan bikin video otomatis bawa laptop aku yang beratnya 1,6 kg itu. huhuhhu. sungguh hayati lelah, apalagi kebanyakan tempat yang aku kunjungi kebanyakan gunung.
BalasHapuslaptop cocok buat travelling yang ringan dan bisa edit sekalian, gahar istilahnya