Wisata Malam Solo, Menikmati Mural Street dan Keroncong Night
Bengawan Soloriwayatmu iniSedari dulu jadiperhatian insaniMusim kemarautak seberapa airmuDi musim hujan airmeluap sampai jauh
Lantunan lagu keroncong street di Jalan Gatot Subroto Solo meramaikan malam yang tidak terlalu dingin, menyambutku yang baru saja sampai di Kota Surakarta itu. Lagu "Bengawan Solo" versi keroncong menenangkan hati yang lelah sembari menghirup udara Solo yang tak sepolusi Jakarta. Aku tenang. Aku senang.
Menginjak Kota Surakarta bukan hal baru lagi bagiku. Ini kali ketigaku berada di Solo. Namun, selalu ada hal baru dalam setiap cerita perjalanan, bukan? Dalam setiap kedatanganku ke kota itu, Solo selalu memberikan pengalaman baru. Satu hal yang pasti, berada di Solo nggak selamanya tentang batik. Ada banyak hal di Solo yang harus kamu datangi sendiri lalu rasakan. Memang Solo mengingatkanku pada batik, tapi Solo juga punya cerita lebih dari sekadar batik.
Baca ini ya: Wisata Batik di Kampung Batik Laweyan
Perjalananku ke Solo kali ini nggak sendiri. Meski naik kereta api dari Jakarta ke Solo ya sendiri, sudah ada teman-teman yang menungguku, siap mengeksplor pesona Solo bersama-sama. Tim dari Dinas Pariwisata Surakarta juga secara khusus menjamu kami merasakan suasana Solo dari sudut pandang berbeda. Aku sampai di Stasiun Solo Balapan usai magrib. Perjalanan panjang di kereta seharian tidak membuatku bosan di jalan. Ada banyak sekali pemandangan yang kunikmati dari jendela kereta. Ah, selama ini aku naik kereta ngapain aja, ya? Bisa-bisanya aku melewatkan panorama sepanjang Pulau Jawa yang canti itu. Semakin dekat ke Solo, semakin inginku sampai dengan cepat di Solo Balapan.
Setelah check in di Harris Hotel and Convention Solo, aku nggak mau ketinggalan makan malam. Trip hari itu sebenarnya sudah dimulai dengan menyusuri Kampung Batik Laweyan dan Ndalem Gondosuli. Sayang sekali ya aku melewatkannya karena masih dalam perjalanan dari Jakarta. Karena itu, aku bertekad untuk nggak mau ketinggalan satu momen pun selama di Solo ini.
Usai makan malam gudeg Solo di Restoran Adem Ayem yang ayam kremesnya enak banget, aku menyusuri kawasan Jalan Gatot Subroto. Solo malam hari tetap hidup rupanya. Saat itu sudah pukul 9 malam dan kami sengaja menunggu toko-toko tutup di kawasan itu. Lho kenapa? Karena justru pesona jalanan yang penuh ruko itu akan tampak berbeda saat semua toko sudah tutup. Orang setempatnya menyebutnya koridor Gatsu. Benar saja. Begitu toko terakhir menutup gerainya, ada warna-warna merona tertembak lampu jalanan. Mural menghiasi sepanjang jalan Gaton Subroto dengan lukisan yang berbeda-beda. Gang-gang sempit di sekitar sana pun ikut dipenuhi gambar-gambar berbagai tema, ada tema perjuangan, budaya, pemuda, sampai ke pop culture. Aku menemukan satu mural dengan gambar wajah Pak Jokowi yang tersenyum lebar. Detail sekali. Sampai kerut-kerutan presiden terpilih kita itu juga dilukis dengan baik. Maklum, Solo adalah kampung halaman Pak Jokowi dan senyum lebarnya turut menghiasi salah satu sisi ruko di Gatot Subroto Solo itu.
Kabarnya ada sekitar 40 mural di sepanjang jalanan ini. Rasanya mural-mural di sini menjadi semacam wajah Kota Surakarta yang dinamis. Kerinduan, kritik sosial, keresahan, dan kebanggaan tergambar dari mural-mural ini. Fasad-fasad ruko yang siang hari penuh dengan orang lewat dan segala kesibukan toko, malam hari menjadi galeri art yang dapat dinikmati sembari memagut angin malam.
Beruntung sekali aku malam itu, saat sedang melihat mural-mural cantik, aku juga mendengar lantunan musik keroncong. Ada sekelompok pemusik yang menghibur para pejalan kaki malam hari di Gatot Subroto. Mereka bermain lengkap dengan alat musik tradisionalnya. Inilah Keroncong Night yang saat itu diisi oleh pemain keroncong dari @dejavakeroncong. Alat musik mereka lengkap sekali, ada gitar, biola, ukulele, suling, gendang, bas, dan sebagainya. Malam pertama di Solo menjadi meriah karena mendengar keroncong night ini. Oh iya, pada hari-hari tertentu kamu bisa bertemu mereka juga kalau berjalan-jalan malam di kawasan Gatot Subroto ini.
Mendengar nyanyian keroncong di pinggir jalan sambil menyeduh wedang ronde nikmat banget rasanya. Aku memesan satu wedang ronde untuk menghangatkan badan. Kebetulan ada gerobak wedang yang parkir di sebelah para pemain keroncong. Wisata malam di Solo terlalu menyenangkan bagiku. Khususnya hari itu. Sebelumnya aku juga pernah melewatkan malam di Solo pada kedatangan pertamaku di kota itu. Kamu bisa baca ceritanya di sini. Namun, malam dengan mendengar lantunan Bengawan Solo versi keroncong itu membuat kunjunganku ke Solo saat itu terasa istimewa. Ada banyak lagu yang dilantunkan dengan merdu oleh penyanyi-penyanyi keroncong putra-putri Solo ini.
Kalau kamu ke Solo dan merasakan suasana malam Solo yang tenang, datanglah ke Jalan Gatot Subroto pukul 9 malam. Rata-rata pertokoan tutup jam segitu dan kamu bisa menikmati mural-mural di sepanjang jalan yang mulai lengang itu. Kalau beruntung, kamu bisa ketemu keroncong night juga sepertiku hari itu. Seru, kan.
Beruntung sekali aku malam itu, saat sedang melihat mural-mural cantik, aku juga mendengar lantunan musik keroncong. Ada sekelompok pemusik yang menghibur para pejalan kaki malam hari di Gatot Subroto. Mereka bermain lengkap dengan alat musik tradisionalnya. Inilah Keroncong Night yang saat itu diisi oleh pemain keroncong dari @dejavakeroncong. Alat musik mereka lengkap sekali, ada gitar, biola, ukulele, suling, gendang, bas, dan sebagainya. Malam pertama di Solo menjadi meriah karena mendengar keroncong night ini. Oh iya, pada hari-hari tertentu kamu bisa bertemu mereka juga kalau berjalan-jalan malam di kawasan Gatot Subroto ini.
Mendengar nyanyian keroncong di pinggir jalan sambil menyeduh wedang ronde nikmat banget rasanya. Aku memesan satu wedang ronde untuk menghangatkan badan. Kebetulan ada gerobak wedang yang parkir di sebelah para pemain keroncong. Wisata malam di Solo terlalu menyenangkan bagiku. Khususnya hari itu. Sebelumnya aku juga pernah melewatkan malam di Solo pada kedatangan pertamaku di kota itu. Kamu bisa baca ceritanya di sini. Namun, malam dengan mendengar lantunan Bengawan Solo versi keroncong itu membuat kunjunganku ke Solo saat itu terasa istimewa. Ada banyak lagu yang dilantunkan dengan merdu oleh penyanyi-penyanyi keroncong putra-putri Solo ini.
Kalau kamu ke Solo dan merasakan suasana malam Solo yang tenang, datanglah ke Jalan Gatot Subroto pukul 9 malam. Rata-rata pertokoan tutup jam segitu dan kamu bisa menikmati mural-mural di sepanjang jalan yang mulai lengang itu. Kalau beruntung, kamu bisa ketemu keroncong night juga sepertiku hari itu. Seru, kan.
Wah, banyak banget mural di sini sampai 40! Ck..ck..ck hihii. Agak nyaru tuh pemain musiknya pakai baju berwarna putih dengan mural di belakangnya banyak putih2 juga hehehe. Nyeni bener ya, bagus, indah dipandang. Menghindari corat-coret juga nih, makin mengasah kreativitas anak muda. Mural yang ada tulisan Solo Balapan nya bagus tuh kayak riil ya.
BalasHapusSempurna banget iniii! Mural, jalanan yang lengang kala malam, keroncong, dan semangkuk wedang ronde hangat. Lebih afdol lagi kalau ada angkringan atau kudapan lainnya :D
BalasHapusLah sama banget, aku pas ke sini sama kantor akhir Maret lalu juga nginep di HARRIS Hotel & Conventions Solo. Cuma waktu itu nggak ke mural karena... nggak tau, haha. Baru tau besok paginya. Aaaaaaa pengen ke Solo lagi karena jalan-jalan santai di pagi dan malam itu asyik bangeeettt.
Untuk pertunjukan keroncong ya, apakah ada setiap malam atau hanya khusus pada event2 tertentu ya? Penasaran pengen lihat langsung..hehe..
BalasHapusWoooww banyak juga ya ada 40 mural. Asik banget jalan malam, selain jalanan yang lengang, bisa lihat mural juga.
BalasHapusAku belum pernah ke Solo, kalau berkesempatan main-main ke Solo semoga bisa lihat mural dan mendengarkan keroncong juga
Saya yang asli Solo dan bolak-balik ke Solo malahan nggak pernah makan malam-malam di pinggir jalan begini. Kalau sudah pulang, maunya cuma tiduran di rumah saja. Hahaha... Tapi itu muralnya asli keren-keren. Saya malah biasanya lihatnya pagi-pagi sebelum toko-toko buka.
BalasHapusMuralnya cakep-cakep! Jadi ingat anak saya yang pernah minta jalan-jalan ke Malaysia supaya bisa foto di depan mural. Kayaknya mendingan syaa aja ke Solo dulu aja kalau begini
BalasHapusBelum pernah ke Solo. Selalu pengen ngunjungin Kota ini. Pengen ke keraton sama ke tempat pembuatan batik kalau saya ke sini. Gudeg solo Dan wedang ronde kayaknya nikmat, ya. Saya paling suka gudeg sama wedang ronde
BalasHapusHuhu.. semakin pengen ke Solo nih.. wisatanya keren abisss. . mural2 ini hits banget yak.
BalasHapusLah jadi pengen ke Solo, dengerin keroncong, nongkrong di gik, sambil ngemil sosis solo.
BalasHapusMural-muralnya cakep yaaaa,, aku cuma lihat sekilas doang dong. Pengen balik lagi ih.
Dulu di Kota Lama Semarang ada yang main keroncong pas malam hari begini, syahdu banget. Jadi bisa ngebayangin gimana suasana di sana. Ditambah ada mural-mural yang cakep buat foto-foto.
BalasHapusIya. entah berapa lagu mereka mainkan. Gak berasa malam kian larut. Aku pulang jam berapa ya waktu itu...hahaha. Sampai lupa waktu.
HapusDan aku baru sadar dong ga punya foto satu pun di mural ini. Pdhal uda beberapa kali nganter tmn ke situ. wkwkwk
BalasHapusBerarti tuntaskan. Pergi gih nanti malam ke sini. Kamu kan wong Solo. :D
HapusHalo mbak ini saya yang dari gariswarnafoto, wah keren juga ya tempatnya di Solo ini. Salam kenal ya
BalasHapusKalau di sepanjang jalan begini dihiasi mural yang warna-warni dan menarik dengan beragam tema, nggak bakalan bosa dan takut kalau jalan sendirian juga. Seru aja rasanya.
BalasHapusIya.Jalannya jadi ga suram ya mba.
HapusMau nyobain trip ala Hanum gini malam2. Asyik juga. Liat Mural , kulineran. Poto2 bisa lebih bebas ya hahaha
BalasHapusIya. Sebenarnya banyak jajanan yang bisa dicoba. tapi aku kenyang abis makan gudeg Jogja. Makanya cuma jajan wedang ajah.
HapusMuralnya instagramable banget. Kayaknya baru ya itu, pas tahun lalu ke sana belum ada.
BalasHapusAku juga suka kota Solo. Terakhir ke sana extend sehabis kerja, lalu jalan-jalan ke colomadu dan kulineran makan soto. Muoeng balik lagi
Next blogpost aku mau cerita tentang Colomadu. mampir lagi ya Kak. Aku suka banget sama Colomadu.
Hapusijinkan nyimak tulisannya hehe..pokoknya Keroncong Perotol ya mbak Hanum
BalasHapusah Solo menarik sekali, mbaaa!
BalasHapusbaru tau soal mural dan keroncongnya ini, keren dan cantik sekali :)
bikin mau banget ke sana, selain bisa berburu kuliner juga bisa ngumpulin stok foto yg banyak ini hihi
makasi udah sharing ya, nanti cerita lagi :)