Terkesima dengan Museum De Tjolomadoe, Solo
Aku terkesima saat memasuki area sebuah bangunan bekas pabrik gula di Karanganyar, Jawa Tengah. Ada halaman parkir yang luas dan satu gedung lebar berdiri mencolok di tengah-tengahnya. Ada satu menara tinggi yang mencuat di salah satu sisi gedung berwarna putih itu. Menara itu sekilas mirip mercusuar. Lantas aku bertanya di dalam hati, "Buat apa kami ke pabrik gula ini? Ada apa di dalam gedung itu?" Maklum, aku belum baca sama sekali tentang De Tjolomadoe waktu itu.
Begitu bus kami diparkir--ya, aku datang bersama teman-teman media dan influencer--aku langsung turun dan langsung mencium bau-bau lokasi instagramable di sana. Gedung ini dulunya adalah pabrik gula Colomadu yang dibangun pada tahun 1861 oleh Mangkunegara IV. Tahun 1860-an, industri perkebunan tebu menjadi salah satu usaha yang berpotensi besar pada masa itu. Siapa sih yang nggak butuh gula?
Melihat potensi itu, dari hasil perkebunan Mangkunegaran, akhirnya dibangunlah pabrik gula ini secara bertahap. Gedung yang besar yang dapat kita lihat saat ini butuh waktu puluhan tahun untuk membangunnya. baru pada tahun 1928, pabrik gula Colomadu direnovasi, diperluas, dan akhirnya berganti arsitektur.
Setelah berhenti berproduksi pada tahun 1997 karena krisis moneter, gedung ini vakum bertahun-tahun. Sekitar tahun 2016-2017, gedung Colomadu ini direvitalisasi dan akhirnya dijadikan museum De Tjolomadoe untuk mengenang kejayaan pabrik gula di Indonesia dan perkebunan tebu di Surakarta pada masa lalu.
Nah, semenarik apa De Tjolomadoe itu kini? Mari kutunjukkan, ya.
Sebelum masuk gedung, kita harus membayar tiket terlebih dahulu. Harga tiket masuk De Tjolomadoe itu Rp25.000. Kemudian, tangan akan dicap sebagai pengunjung dan diperbolehkan mengeksplor seisi gedung yang ternyata memang lebar sekali itu. Dari pintu masuk, aku dihadapkan pada mesin-mesin penggilingan raksasa yang pernah digunakan untuk memproduksi gula. Pantas saja gedungnya besar, mesin-mesinnya seraksasa ini. Bayangkan mesin pengolahan air tebu gerobakan, tapi ini versi besarnya.
Dari ruangan besar di depan, aku masuk ke ruang edukasi sejarah pabrik gula. Dari sanalah aku tahu sejarah pabrik gula Colomadu. Ada miniatur pabrik zaman dulu sebelum ada mesin-mesin canggih. Ternyata mesin-mesin ini didatangkan dari Jerman. Kebayang, kan, kekayaan Mangkunegara IV pada masa itu. Ada penayangan video perkembangan bangunan pabrik gula dari masa ke masa.
Penampakan museum De Tjolomadoe ini menarik. Ada sumber-sumber sejarahnya, ada ruang-ruang edukatif yang bisa dijadikan area berfoto.
Dari ruang museum, kita akan diarahkan ke Stasiun Penguapan yang panjangnya seperti stasiun kereta. Tempatnya menarik untuk berfoto dengan adanya ornamen lampu-lampu seolah lampu jalan. Mirip sekali dengan stasiun kan. Lalu ada ruang ketel tekanan rendah. Ini adalah area penjualan souvenir dan kafe. Kamu juga wajib berfoto di area ini.
Yang lebih menarik lagi, De Tjolomadoe punya ruangan convention center yang bisa digunakan untuk segala event besar serta pesta pernikahan. Siapa tahu ada yang mau menyewa untuk acara pernikahan, boleh banget. Antre lho.
Sisa-sisa desain bangunan Eropa masih terlihat di area teras tengah dengan pintu yang tinggi besar, pilar-pilar dan dindingnya yang tebal. Menara yang menjulang ke atas memperkuat aksen bangunan bekas pabrik gula ini kokoh.
Kalau kamu datang ke Solo, sempatkanlah untuk berkunjung ke De Tjolomadoe, museum gula yang sangat instagramable. Apalagi kalau datangnya berombongan. Mengeksplor De Tjolomadoe akan lebih menyenangkan. Kamu tidak perlu repot memikirkan transportasi ke museum yang berlokasi di Karanganyar ini. Kamu tinggal menyewa bus yang bisa dipakai untuk keliling Solo.
Agar lebih aman, ada kok aplikasi sewa bus pariwisata yang berguna sekali buat orang-orang yang senang jalan sepertiku. Kalau kamu memang ramai dan ingin mencari penyewaan bus yang gampang, cepat, dan terjamin, di Trac-To-Go jawabannya. Aku sangat terbantu sekali dengan adanya TRAC yang masih bagian dari Astra ini. Kamu tinggal pilih bus pariwisata yang mana yang akan disewa, ukurannya, berapa lama penyewaannya lalu harganya. Sudah ada detail kapasitasnya dan kondisi kendaraan juga. Setelah itu kamu tinggal klik dan selesaikan pembayaran. Mudah sekali, kan?
FYI, sepanjang berkeliling Solo, De Tjolomadoe ini adalah tempat favoritku meski agak jauh dari pusat Kota Surakarta. Mungkin juga akan jadi satu tempat favoritmu. Percayalah, De Tjolomadoe memang semenarik apa yang kuceritakan. Pastikan tempat ini masuk ke dalam list itinerary trip Solo-mu, ya. Urusan sewa bus pariwisata untuk berkeliling bersama teman-teman atau keluarga, biar TRAC yang urus.
Begitu bus kami diparkir--ya, aku datang bersama teman-teman media dan influencer--aku langsung turun dan langsung mencium bau-bau lokasi instagramable di sana. Gedung ini dulunya adalah pabrik gula Colomadu yang dibangun pada tahun 1861 oleh Mangkunegara IV. Tahun 1860-an, industri perkebunan tebu menjadi salah satu usaha yang berpotensi besar pada masa itu. Siapa sih yang nggak butuh gula?
Melihat potensi itu, dari hasil perkebunan Mangkunegaran, akhirnya dibangunlah pabrik gula ini secara bertahap. Gedung yang besar yang dapat kita lihat saat ini butuh waktu puluhan tahun untuk membangunnya. baru pada tahun 1928, pabrik gula Colomadu direnovasi, diperluas, dan akhirnya berganti arsitektur.
Setelah berhenti berproduksi pada tahun 1997 karena krisis moneter, gedung ini vakum bertahun-tahun. Sekitar tahun 2016-2017, gedung Colomadu ini direvitalisasi dan akhirnya dijadikan museum De Tjolomadoe untuk mengenang kejayaan pabrik gula di Indonesia dan perkebunan tebu di Surakarta pada masa lalu.
Nah, semenarik apa De Tjolomadoe itu kini? Mari kutunjukkan, ya.
Sebelum masuk gedung, kita harus membayar tiket terlebih dahulu. Harga tiket masuk De Tjolomadoe itu Rp25.000. Kemudian, tangan akan dicap sebagai pengunjung dan diperbolehkan mengeksplor seisi gedung yang ternyata memang lebar sekali itu. Dari pintu masuk, aku dihadapkan pada mesin-mesin penggilingan raksasa yang pernah digunakan untuk memproduksi gula. Pantas saja gedungnya besar, mesin-mesinnya seraksasa ini. Bayangkan mesin pengolahan air tebu gerobakan, tapi ini versi besarnya.
Dari ruangan besar di depan, aku masuk ke ruang edukasi sejarah pabrik gula. Dari sanalah aku tahu sejarah pabrik gula Colomadu. Ada miniatur pabrik zaman dulu sebelum ada mesin-mesin canggih. Ternyata mesin-mesin ini didatangkan dari Jerman. Kebayang, kan, kekayaan Mangkunegara IV pada masa itu. Ada penayangan video perkembangan bangunan pabrik gula dari masa ke masa.
Penampakan museum De Tjolomadoe ini menarik. Ada sumber-sumber sejarahnya, ada ruang-ruang edukatif yang bisa dijadikan area berfoto.
Dari ruang museum, kita akan diarahkan ke Stasiun Penguapan yang panjangnya seperti stasiun kereta. Tempatnya menarik untuk berfoto dengan adanya ornamen lampu-lampu seolah lampu jalan. Mirip sekali dengan stasiun kan. Lalu ada ruang ketel tekanan rendah. Ini adalah area penjualan souvenir dan kafe. Kamu juga wajib berfoto di area ini.
Yang lebih menarik lagi, De Tjolomadoe punya ruangan convention center yang bisa digunakan untuk segala event besar serta pesta pernikahan. Siapa tahu ada yang mau menyewa untuk acara pernikahan, boleh banget. Antre lho.
Sisa-sisa desain bangunan Eropa masih terlihat di area teras tengah dengan pintu yang tinggi besar, pilar-pilar dan dindingnya yang tebal. Menara yang menjulang ke atas memperkuat aksen bangunan bekas pabrik gula ini kokoh.
Kalau kamu datang ke Solo, sempatkanlah untuk berkunjung ke De Tjolomadoe, museum gula yang sangat instagramable. Apalagi kalau datangnya berombongan. Mengeksplor De Tjolomadoe akan lebih menyenangkan. Kamu tidak perlu repot memikirkan transportasi ke museum yang berlokasi di Karanganyar ini. Kamu tinggal menyewa bus yang bisa dipakai untuk keliling Solo.
Agar lebih aman, ada kok aplikasi sewa bus pariwisata yang berguna sekali buat orang-orang yang senang jalan sepertiku. Kalau kamu memang ramai dan ingin mencari penyewaan bus yang gampang, cepat, dan terjamin, di Trac-To-Go jawabannya. Aku sangat terbantu sekali dengan adanya TRAC yang masih bagian dari Astra ini. Kamu tinggal pilih bus pariwisata yang mana yang akan disewa, ukurannya, berapa lama penyewaannya lalu harganya. Sudah ada detail kapasitasnya dan kondisi kendaraan juga. Setelah itu kamu tinggal klik dan selesaikan pembayaran. Mudah sekali, kan?
FYI, sepanjang berkeliling Solo, De Tjolomadoe ini adalah tempat favoritku meski agak jauh dari pusat Kota Surakarta. Mungkin juga akan jadi satu tempat favoritmu. Percayalah, De Tjolomadoe memang semenarik apa yang kuceritakan. Pastikan tempat ini masuk ke dalam list itinerary trip Solo-mu, ya. Urusan sewa bus pariwisata untuk berkeliling bersama teman-teman atau keluarga, biar TRAC yang urus.
Pernah juga aku ke sini, keren banget memang tempatnya
BalasHapus