Rekomendasi Restoran Khas Bali di Ubud yang Bersertifikat CHSE
Bali sejak pandemi memang termasuk lesu. Tapi dalam setahun terakhir, Bali berbenah banyak sekali. Destinasi wisata, restoran, penginapan, hingga layanan sewa kendaraan mulai mengikuti prosedur protokol kesehatan yang disebut CHSE.
Mau tau rekomendasi restoran di Ubud yang sudah tersertifikasi protokol CHSE sejak pandemi?
Kamu sudah paham tentang protokol CHSE kan? Itu lho protokol yang diterapkan pemerintah untuk membangkitkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap lokasi wisata, restoran, penginapan, dan area publik lainnya. CHSE ini mencakup Cleanliness, Healthy, Safety, Environment Sustainabality. Aku sempat ke Bali beberapa waktu lalu, tepatnya ke Ubud. Berasa banget ya Bali saat pandemi ini jatuh-bangun menaikkan gairah wisata dan UMKM-nya. Pas banget, aku ingin menyepi sejenak di Ubud, jadi sekalian review kuliner menarik yang ada di Ubud. Tentu saja kuliner ini yang sudah lulus sensor CHSE agar pengunjung merasa nyaman makan di tempat selama pandemi.
Biasanya prosedur utamanya dengan disediakan wastafel untuk cuci tangan di pintu masuk dan termometer tembak untuk mengecek suhu tubuh. Restoran yang biasa aku datangi ini bernuansa alam dan open space. Sirkulasi udara dan kebersihan restoran juga sangat diperhatikan. Pengelolaan limbah juga jadi perhatian khusus untuk memberikan sertifikat CHSE. Jumlah pengunjung dibatasi dan tempat makannya pun disediakan dengan meja yang lebar sehingga pengunjung tidak terlalu berkerumun di meja yang sempit.
Ini beberapa rekomendasi restoran di Ubud favoritku yang sudah menerapkan CHSE.
1. Warung Layana
Makan di Warung Layana benar-benar serasa back to nature. Berlokasi di Jalan Goa Gajah Ubud, Warung Layana berada di pinggir jalan nggak jauh dari tempat wisata Goa Gajah. Begitu melewati gerbang depan yang punya tempat parkir sempit, kita akan diarahkan pada tangga batu yang menurun. Lalu, tadaaaaa... terdengar suara gemericik air terjun. Restoran ini menghadap satu air terjun yang derasnya bergantung dengan cuaca. Ada teras untuk berfoto langsung dengan latar air terjunnya.
Aku memesan beberapa menu khas Warung Layana. Salah satunya ikan mujair nyat-nyat. Karena namanya unik, aku jadi penasaran ingin memesan menu ini. Surprisingly, enak banget. Bumbu kuningnya entah kenapa meresap sekali. Mirip ikan pesmol sebenarnya, tapi ditambahkan dengan sambal matah dengan taburan kacang tanah khas Bali. Temanku memesan bebek bakar dengan nasi dibentuk kerucut mirip tumpeng. Tak ketinggalan ada sambal matah dengan bawang mentah yang banyak dan kacang merah. Sepertinya ini sambal yang memang disajikan untuk setiap menu di Warung Layana. Kalau minuman, ada beberapa minuman yang segar di sini. Ada yang bersoda dan ada yang tidak. Aku memesan jus lemon dan stroberi. Kalau dalam perjalanan begini, aku selalu suka minuman rasa buah. Ada pula jamu-jamuan buat menyegarkan badan yang sudah penat berkeliling Ubud.
Alamat:
Jl. Raya Goa Gajah, Bedulu, Kec. Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali.
2. Bale Udang Mang Engking-Desa Wisata Bebek Mebaris
Ubud memang terkenal dengan kehidupan perkampungan yang asri, suasananya masih segar, dan terkenal dengan menu makanan bebek. Aku berkesempatan mencicip menu nusantara di Bale Udang Mang Engking, Desa Wisata Bebek Mebaris. Retoran ini juga masih berlokasi di Jalan Goa Gajah, Gianyar, Ubud. Sebelum masuk area lobi, pengunjung diminta untuk cuci tangan dulu di wastafel dari batu alam. Lalu, ada petugas untuk mengecek suhu tubuh.
Desa Wisata Bebek Mebaris adalah nama baru dari Bale Udang Mang Engking. Aku juga belum terlalu paham dengan konsep namanya. Apakah di kawasan Dewa Wisata Bebek Mebaris ini terdapat beberapa restoran atau cuma Mang Engking ini. Yang aku lihat sih, kawasan restoran ini memang cukup luas dan terbuka dengan banyak bale tersebar.
Aku datang ke Bale Udang Mang Engking untuk makan malam. Hanya sempat disuguhi beberapa instalasi unik di bagian lobi dengan alat musik tradisional, dekorasi tempo dulu, dan dekorasi pernikahan adat khas Bali. Datang ke Desa Wisata Bebek Mebaris memang serasa datang ke kodangan dengan bale-bale yang mengeliling satu kolam besar dengan berbagai jenis ikan.
Bale Udang Mang Engking berada di tengah persawahan. Di satu sisi kita bisa melihat ikan berkerumun di kolam, di sisi lain kita bisa melihat hamparan sawah yang menyegarkan mata. Kalau datangnya siang, kita bisa melihat bebek-bebek berbaris di tengah sawah.
Karena aku datangnya persis saat magrib, aku bisa melihat sayup-sayup langit oranye. Ya, kita bisa melihat sunset. Suasana mendadak romantis.
Menu makanannya tidak spesifik menu bebek sebenarnya. Aku malah lebih suka udah bakar madu. Jika memesan menu paket lengkap dengan ikan gurame bumbu cobek dan tumis toge, kita akan disuguhi beberapa jenis sambal. Ada sambal tomat, sambal mangga, dan sambal limo yang ditambahi kemiri.
Alamat:
Jl. Raya Goa Gajah, Peliatan, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.
3. Bebek Bengil
Belum afdhol kalau ke Bali, nggak makan di restoran Bebek Bengil. Buat kamu pencinta bebek, kamu harus coba restoran Bebek Bengil di Ubud. Aku nggak akan melewatkan menikmati bebek di bale-bale restoran Bebek Bengil Ubud. Menu bebek gorengnya sungguh garing sampai ke tulang.
Bedanya Bebek Bengil di Jakarta dengan Bebek Bengil di Bali, servingnya lengkap dengan sate khas Bali dan juga sambal matahnya. Meski pedas, tapi sambal matah ini favoritku sepanjang masa.
Restoran Bebek Bengil di Ubud juga menggunakan konsep open space. Ada gedung utama di bagian depan yang menyatu dengan lobi dan kasir, lalu ada kolam kecil dipenuhi teratai di bagian tengah. Ada beberapa bale-bale di area belakang restoran yang menyatu dengan sawah. Dekorasinya cukup menarik dengan beberapa ornamen jadul. Aku datang ke sini saat makan siang. Pepohonan yang menaungi area restoran bisa melenakan. Hati-hati, setelah makan siang di Bebek Bengil, kamu akan mengantuk saking sejuknya.
Alamat:
Jl. Hanoman, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.
Dari 3 tempat kuliner di Ubud yang kutulis di atas, mana yang sudah pernah kamu datangi? Dengan tambahan protokol CHSE dan konsep open space-nya, restoran makanan tradisional di Ubud ini layak dikunjungi. Lokasinya menarik, entah itu dengan pemandangan air terjunnya, lembah, atau pun sawah.
Oh iya, aku menginap di Ubud selama beberapa malam. Bagi kamu yang ingin ke Ubud juga, aku rekomendasikan sewa mobil di aplikasi TRAC. Kenapa? Kalau masih masa pandemi begini, kita maunya naik kendaraan yang nyaman dan terpercaya, bukan? Aku dengar sekarang TRAC dan Toyota sudah berkolaborasi mewujudkan Eco Sustainable Tourism di Bali melalui Electric Vehicle (EV) Smart Mobility. Sesuai dengan protokol CHSE yang memang sudah digalakkan pemerintah untuk menaikkan gairah sektor wisata di Bali setahun terakhir.
Kebayang kan kalau program Electric Vehicle Bali bisa menyeluruh, Pulau Bali akan tetap asri. Kamu masih bisa melihat bebek-bebek berkeliaran di Ubud, langit masih biru, udara masih sangat bersih, dan wisatanya tetap terjaga.
EV Smart Mobility menyediakan 3 line up kendaraan eletrifikasi Toyota dengan total 30 unit. 30 unit itu terdiri dari 20 unit Toyota COMS (BEV), 5 unit Toyota C+pod (BEV), dan 5 unit Toyota Prius PHEV. Gimana cara menggunakan layanan EV Smart Mobility ini?
Gampang! Kita bisa datang langsung ke station di depan central parkir The Nusa Dua (di depan Bali Collection) atau ke station di area pintu masuk Pulau Peninsula The Nusa Dua. Kalau kamu nggak mau repot, EV Smart Mobility juga bisa diakses melalui aplikasi mTOYOTA dan TRAC To Go. Kamu bisa cek harga juga di sana. Mudah kan?!
Bagi pengguna Android, kamu bisa unduh TRAC To Go di Google Play. Klik link ini ya.
Bagi pengguna iOS, kamu bisa unduh TRAC To Go di App Store. Klik link ini ya.
Aku bukan pengguna baru TRAC To Go, jadi tau banget gimana mudahnya menyewa mobil saat keluar kota, apalagi lokasi se-hype Bali. Jika situasi sudah benar-benar aman dan anak-anak di bawah 12 tahun sudah bisa terbang dan jalan-jalan, Bali akan jadi wisata nomor satu lagi yang family friendly, sekalian kita coba EV Smart Mobility dari TRAC dan Toyota ini.
Kangen Bali, baca ini serasa pengen ke Bali secepatnya :(
BalasHapusAamiin. Semoga bisa ke Bali ya Mas.
Hapus